Jadikanakhirat di hatimu. Maksud dari menjadikan Akhirat di hati seseorang ialah hati lebih tentram serta cinta terhadap amalan yang berguna bagi akhiratnya kelak (amal salih). Sungguh sifat tamak muncul karena sebab kecintaan serta keterkaitan hati seseorang terhadap suatu harta dunia. Oleh karena itulah Islam seakan mengajarkan untuk
0% found this document useful 0 votes2 views22 pagesOriginal TitleDunia di Genggaman, Akhirat di HatiCopyright© © All Rights ReservedShare this documentDid you find this document useful?0% found this document useful 0 votes2 views22 pagesDunia Di Genggaman, Akhirat Di HatiOriginal TitleDunia di Genggaman, Akhirat di HatiJump to Page You are on page 1of 22 You're Reading a Free Preview Pages 6 to 11 are not shown in this preview. You're Reading a Free Preview Pages 15 to 20 are not shown in this preview. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime.
4views, 0 likes, 0 loves, 0 comments, 0 shares, Facebook Watch Videos from Kang Awin: Cukuplah dunia dalam genggaman, dan akhirat di dalam hati. #tausiyah #motivasiislami #kelaskangawin
Oleh M. Rasyid Nur ADA pesan Imam Syafii, ulama terkenal, satu di antara empat mazhab agama Islam yang ada. Dia berpesan begini, "Jadikanlah akhirat di hatimu, dunia di tanganmu dan kematian di pelupuk matamu." Subhanallah. Akhirat, dunia dan kematian, tiga hal yang diingatkannya dalam satu kali pesan. Ketiga hal itu pasti akan ada dan diyakini akan ditemui oleh setiap manusia beriman. Tidak ada diantara kita yang -beriman- tak yakin akan kedatangan ketiga hal itu. Jadikan akhirat di hati, artinya keyakinan akan kehidupan abadi di akhirat hendaklah ada senantiasa di hati kita. Tidak cukup di pikiran dan perasaan saja. Lalu, jadikan dunia di tanganmu, artinya urusan dunia sebagai jembatan ke akhirat itu hendaklah berada di tangan. Maksudnya itulah yang saat ini dikerjakan. Sementara kematian yang setiap orang tidak akan pernah tahu kapan datangnya haruslah diletakkan di pelupuk mata. Artinya kematian itu diyakini begitu dekatnya dengan kita. Jangan sampai lalai karena tidak tahunya tanggal dan hari kematian. Jika dia serasa berada di pelupuk mata, artinya kita persis dalam posisi begitu dekat. Bisa hanya sekerdip mata saja datangnya. Jika akhirat sudah bersemayam di hati maka setiap tindak-tanduk yang dilakukan sebagai aplikasi kehidupan di dunia ini akan selalu terkaitkan dengan akhirat itu. Karena akhirat adalah hari pembalasan atas apa yang dilakukan di dunia, maka kita tidak ingin pembalasan itu berupa azab dikarenakan tindak-tanduk kita yang melawan ketaatan. Dapat dipastikan, jika semangat akhirat sudah tersimpan dengan baik di hati kita otomatis kehidupan dunia kita pun aka menjadi baik. Akan halnya nasihat kematian yang akan menimpa semua makhluk hidup seperti kita kapan dan dimanapun jua, sudah tepatlah jika dia seolah diletakkan di atas pelupuk mata. Artinya setiap kerdip mata, setiap seepat itu manusia bisa saja mengalami kematian. Jangan bayangkan kematian itu akan datang per tahun atau per bulan. Bahkan jarak per jam dan per detik pun itu terlalu lama. Karena ternyata setiap kerdip mata bisa saja kematian menimpa kita. Makanya, dikatakan, letakkan kematian di pelupuk mata. Hidup sesudah mati itulah sesungguhnya titik akhir yang akan menjadi tujuan semua orang. Dunia dan kehidupan yang ada di dalamnya adalah prosesi perjalanan dari semua perbuatan yang hasil balasan akan diterima nanti. Orang beriman akan tetap berperinsip bahwa sekarang -di dunia- bekerja dan nanti -di akhirat- menerima hasilnya.*** Tulisan yang sama di SHARE THIS Author M. Rasyid Nur M. Rasyid Nur Pensiunan Guru PNS 2017 dan tetap, mengabdi di pendidikan serta organisasi sosial, keagamaan dan kemasyarakatan Facebook Comment
Seemore of Dunia di tangan Akhirat di hati. on Facebook. Log In. Forgot account? or. Create new account. Not now. Pages Other Community Dunia di tangan Akhirat di hati.
Saudaraku, kita perlu sadari dan selalu ingat bahwa dunia ini hanya sementara saja. Hendaknya kita sadar bahwa dunia yang kita cari dengan susah payah ini tidak akan bisa kita bawa menuju kampung abadi kita yaitu kampung Sammak Muhammad bin Shubaih rahimahullah berkata,هب الدنيا في يديك ، ومثلها ضم إليك ، وهب المشرق والمغرب يجيء إليك ، فإذا جاءك الموت ، فماذا في يديك“Anggaplah dunia ada di genggaman tanganmu dan ditambahkan yang semisalnya. Anggaplah perbendaharaan timur dan barat datang kepadamu, akan tetapi jika kematian datang, apa gunanya yang ada di genggamanmu?” Siyarul A’lam An-Nubala 8/330Banyak sekali ayat dalam Al-Quran yang mengingatkan kita bahwa kehidupan dunia ini hanya sementara saja. Janganlah kita lalai dan tertipu seolah-olah akan hidup di dunia selamanya dengan mengumpulkan dan menumpuk harta yang sangat banyak sehingga melalaikan kehidupan akhirat Ta’ala berfirman,إِنَّ وَعْدَ اللَّهِ حَقٌّ فَلَا تَغُرَّنَّكُمُ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا وَلَا يَغُرَّنَّكُم بِاللَّهِ الْغَرُورُ“Sesungguhnya janji Allah adalah benar, maka janganlah sekali-kali kehidupan dunia memperdayakan kamu, dan jangan pula penipu syaitan memperdayakan kamu dalam mentaati Allah.” Luqmaan 33Allah juga berfirman,ﻭَﻣَﺎ ﺍﻟْﺤَﻴَﺎﺓُ ﺍﻟﺪُّﻧْﻴَﺎ ﺇِﻟَّﺎ ﻣَﺘَﺎﻉُ ﺍﻟْﻐُﺮُﻭﺭِ“Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.” Ali Imran 185Allah juga berfirman,اعْلَمُوا أَنَّمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَزِينَةٌ وَتَفَاخُرٌ بَيْنَكُمْ وَتَكَاثُرٌ فِي الْأَمْوَالِ وَالْأَوْلَادِ كَمَثَلِ غَيْثٍ أَعْجَبَ الْكُفَّارَ نَبَاتُهُ ثُمَّ يَهِيجُ فَتَرَاهُ مُصْفَرًّا ثُمَّ يَكُونُ حُطَامًا وَفِي الْآَخِرَةِ عَذَابٌ شَدِيدٌ وَمَغْفِرَةٌ مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانٌ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ“Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat nanti ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.” Al Hadid 20Jika direnungi, ternyata harta kita yang sesungguhnya hanya tiga saja. Selain itu, bukan lah harta kita, walaupun hakikatnya itu adalah milik kita di dunia, karena MAYORITAS harta sejatinya hanya kita tumpuk saja dan bisa jadi BUKAN kita yang menikmati, hanya sekedar dimiliki saja atau KOLEKSI harta sejati yang kita nikmati, itupun menikmati sementara saja yaitu1. Makanan yang kita makanMakanan yang di kulkas belum tentu kita yang menikmati semua. Makanan yang di gudang belum tentu kita yang menikmati semua. Uang yang kita simpan untuk beli makanan belum tentu kita yang menikmati. Ketika menikmati makanan pun ini hanya sesaat dari keseharian kita, hanya melewati lidah dan kerongkongan sebentar saja2. Pakaian yang kita pakaiTermasuk sarana yang kita pakai seperti sepatu, kendaraan serta rumah kita. Ini yang kita nikmati. Akan tetapi inipun sementara saja karena pakaian bisa usang sedangkan rumah akan diwariskan3. SedekahIni adalah harta kita yang sebenarnya, sangat berguna di akkhirat kelak. Inipun berlalu sebentar dari genggaman kita di duniaSelebihnya harta yang kita tumpul hakikatnya bukan harta kita, kita tidak menikmatinya atau hanya menikmati sesaat saja. Misalnya menumpuk harta -Rumah ada dua atau tiga, yang kita nikmati utamanya hanya satu rumah saja -Uang tabungan di bank beratus-ratus juta atau miliyaran, yang kita nikmati hanya sedikit saja selebihnya kita hanya kita simpan -Punya kebun yang luas, punya toko yang besar, hanya kita nikmati sesaat sajaInilah yang dimaksud hadits, harta sejati hanya tigaRasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,ﻳَﻘُﻮﻝُ ﺍﺑْﻦُ ﺁﺩَﻡَ ﻣَﺎﻟِﻰ ﻣَﺎﻟِﻰ – ﻗَﺎﻝَ – ﻭَﻫَﻞْ ﻟَﻚَ ﻳَﺎ ﺍﺑْﻦَ ﺁﺩَﻡَ ﻣِﻦْ ﻣَﺎﻟِﻚَ ﺇِﻻَّ ﻣَﺎ ﺃَﻛَﻠْﺖَ ﻓَﺄَﻓْﻨَﻴْﺖَ ﺃَﻭْ ﻟَﺒِﺴْﺖَ ﻓَﺄَﺑْﻠَﻴْﺖَ ﺃَﻭْ ﺗَﺼَﺪَّﻗْﺖَ ﻓَﺄَﻣْﻀَﻴْﺖَ“Manusia berkata, “Hartaku-hartaku.” Beliau bersabda, “Wahai manusia, apakah benar engkau memiliki harta? Bukankah yang engkau makan akan lenyap begitu saja? Bukankah pakaian yang engkau kenakan juga akan usang? Bukankah yang engkau sedekahkan akan berlalu begitu saja? ” HR. Muslim no. 2958Riwayat yang lain,ﻳَﻘُﻮﻝُ ﺍﻟْﻌَﺒْﺪُ ﻣَﺎﻟِﻰ ﻣَﺎﻟِﻰ ﺇِﻧَّﻤَﺎ ﻟَﻪُ ﻣِﻦْ ﻣَﺎﻟِﻪِ ﺛَﻼَﺙٌ ﻣَﺎ ﺃَﻛَﻞَ ﻓَﺄَﻓْﻨَﻰ ﺃَﻭْ ﻟَﺒِﺲَ ﻓَﺄَﺑْﻠَﻰ ﺃَﻭْ ﺃَﻋْﻄَﻰ ﻓَﺎﻗْﺘَﻨَﻰ ﻭَﻣَﺎ ﺳِﻮَﻯ ﺫَﻟِﻚَ ﻓَﻬُﻮَ ﺫَﺍﻫِﺐٌ ﻭَﺗَﺎﺭِﻛُﻪُ ﻟِﻠﻨَّﺎﺱِ“Hamba berkata, “Harta-hartaku.” Bukankah hartanya itu hanyalah tiga yang ia makan dan akan sirna, yang ia kenakan dan akan usang, yang ia beri yang sebenarnya harta yang ia kumpulkan. Harta selain itu akan sirna dan diberi pada orang-orang yang ia tinggalkan. ” HR. Muslim no. 2959Dunia memang kita butuhkan dan tidak terlalrang kita mencari harta dan dunia akan tetapi harus kita tujukan untuk orientasi semoga bermanfaat Yogyakarta TercintaPenyusun Raehanul BahraenArtikel
SumateraBarat menyimpan sejuta keunikan yang tidak akan anda temukan di belahan bumi manapun, keunikan budaya adalah salah satu daya tarik tersendiri dari rana *!infodunia!Fakta Unik!Hiburan!Teknologi!Otomotif!KPOP Lainnya. Artikel. Berita. Galeri. Cerita.
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Sesusah-susahnya orang menjalani hidup di dunia, dia tetap saja merasa betah tinggal di dalamnya. Saat orang ditawari untuk mati saat ini juga, dia pasti berfikir dua kali untuk meng-iyakannya. Hidup di dunia memang betah. Menikmati tarikan nafas dari udara yang gratis, masih diberi enak makan dan nyenyak tidur, sehat fisik, apalagi kalau diberikan berbagai kemudahan dari rezeki duniawi. Uang banyak, harta berlimpah, istri cantik dan anak-anak yang shaleh shalehah. Tapi pernahkah kita berfikir bahwa hidup di dunia ini hanyalah sementara saja. Hanya mampir ngombe kalau istilah Jawa. Sehingga segala sesuatu yang menempel dengan urusan duniawi pun hanyalah sementara. jabatan, pangkat, keberlimpahan harta, semuanya sementara. Pada akhirnya tak ada yang akan kita bawa jika maut datang menghampiri kita. Hanyalah selembar kain kafan saja dan amal kebaikan yang akan setia menemani kita. Istri dan anak-anak yang sangat kita cintai, tak akan pernah mau menemani kita masuk liang lahat, koleksi rumah mewah, kendaraan mahal, emas intan permata, semuanya akan kita tinggalkan. Semuanya pergi, semuanya meninggalkan kita. Semuanya tak akan ada yang mampu menolong dan menyelamatkan kehidupan kita selanjutnya pasca masuk melalui pintu kematian. Jadi letakkanlah dunia di tanganmu jangan di hatimu. Dunia yang ada di dalam genggaman tangan, akan menjadikan kita tidak terjebak pada sikap terlalu mencintai dunia. Tak akan terjerembab pada laku culas dan kerakusan yang sangat, sehingga menghalalkan segala cara untuk mendapatkannya. Dunia yang diletakkan di dalam genggaman tangan, akan menjadi wasilah kebermaknaan dan kemanfaatan bagi mahluk Tuhan yang lain. Dia akan banyak berterima-kasih pada Tuhan dan sesama manusia lainnya. Saat ia menerima, dia akan segera kasih kepada orang lain, peduli dengan sesama. Terima....Kasih..! Terimaa...Kasih..! begitulah satu ungkapan kalimat yang sering kita katakan. "terima kasih". Dia tidak akan berlaku layaknya fir'aun dan qorun yang hobinya mengumpul-ngumpul harta, hingga kunci lemari dan gudangnya pun harus diangkut oleh unta. Dia tidak akan sekali-kali meletakkan dunianya di dalam hati. Orang yang meletakkan dunia di dalam hati, akan selalu banyak merasa kehilangan, jika hartanya berkurang walau sedikit. Dia akan segan dan sayang untuk berbagi pada sesama, untuk memberi kemanfaatan bagi manusia yang lainnya. Dia akan merasakan sakit, pikiran tegang dan tak akan pernah merasa tenang dalam segala keberlimpahannya. Ketakutan akan senantiasa menderanya. takut di rampok orang, takut didatangi orang yang meminta sumbangan, takut ditangkap oleh aparat negara, takut kekayaannya hilang dari kehidupannya. Dia akan sangat takut miskin, dan pada akhirnya berharap akan hidup selamanya, takut akan datangnya kematian. Kemalangan apa yang lebih dalam, selain hati yang diliputi oleh urusan duniawi yang melalaikan. Hati yang sibuk dengan urusan dunia. Hati yang dipenuhi kecintaan terhadap dunia dan membenci kematian, hubbud dunya wa karahiatul maut. Letakkanlah dunia dalam genggaman tangan, jangan letakkan dunia di dalam hati. Lihat Filsafat Selengkapnya
JadikanlahDunia itu hanya sebatas di di genggaman mu saja ( kekuasaan mu ) jangan engkau taruh Dunia Pada Hatimu maka niscaya itu dapat membuat Hatimu terlu
Oleh Ummu Afif aktivis muslimah di Malang Raya"Jadikan akhirat di hatimu, dunia di tanganmu dan kematian di pelupuk matamu" Imam Syafi'iNasihat ini mengingatkan kita untuk membuat prioritas yang tepat. Masing-masing urusan hendaklah dilakukan sesuai dengan kepentingannya. Mana diantara semua urusan yang akan membawa dampak sementara, dan mana yang akibatnya berlangsung selamanya. Pada setiap perbuatan yang dilakukan, haruslah dipikir dengan baik dengan sungguh-sungguh memperhatikan segala dunia ibaratnya hanya sekejap mata. Ia akan punah bila tiba masanya. Seperti halnya manusia tidak ada yang hidup abadi. Ia akan mati dan dikubur dalam tanah. Kembali pada Sang Pencipta. Setelah kematian, memang urusan manusia di dunia telah selesai, tidak bisa lagi mencampuri mereka yang masih hidup. Namun, tidak lantas berhenti tanpa ada kelanjutannya. Ada kehidupan baru setelah kematian, yakni akhirat. Dan inilah kehidupan yang kekal dari itu, bijaklah dalam mengambil sikap selama di dunia. Berhati-hati dalam berbuat merupakan pilihan yang cerdas. Karena setiap perbuatan di dunia akan menentukan kehidupan di akhirat perlu terpukau dengan kehidupan dunia. Kilaunya memang begitu menggoda untuk dimiliki. Tidak menafikan bahwa manusia membutuhkan apa yang dunia sediakan. Selayaknya manusia hidup membutuhkan materi. Kebutuhan akan sandang, pangan dan papan adalah dasar bagi setiap manusia untuk keberlangsungan hidupnya. Harus dicukupi. Tidak ingin memiliki banyak harta, tahta, dan cinta sebagai wujud manusiawinya. Itu wajar. Terlebih di saat dunia menawarkan begitu banyak pesonanya. Seolah menarik-narik untuk mengambil semuanya. Ambillah dunia hanya secukupnya saja. Sekadar untuk menegakkan punggung agar bisa terus beribadah kepadaNya. Jangan sampai kita terlalu fokus pada dunia hingga melupakan kehidupan yang kekal di sana nanti. Hilangkan anggapan bahwa dunia segala-galanya, betapapun ia amat menggiurkan. Semua yang ada di dunia hanyalah sementara, akan binasa dunia menghampiri, jangan menolaknya. Pun jika dunia pergi jangan terlalu merana. Sebagaimana kita mengenggam sesuatu di tangan. Setiap saat bisa terlepas. Tak perlu bersedih bila apa yang sekarang ada dalam dekapan kita, hilang atau beralih kepada yang lainnya. Karena sejatinya bukanlah kita yang berkuasa memiliki untuk adalah tempat manusia menanam amal dan akhirat menjadi tempat memanen atas semua yang telah dilakukan. Menjadikan dunia sebagai tempat untuk mencari bekal sebanyak mungkin merupakan sesuatu yang harus selalu dalam ingatan. Berbagai kenikmatan yang didapat di dunia hendaknya menjadi sarana untuk beribadah kepada Allah. Mensyukuri nikmat dunia dengan memacu diri kita untuk semakin taat pada Sang Khaliq. Firman Allah dalam Al-Qashash 77“Dan carilah negeri akhirat dengan apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu. Tetapi janganlah kamu melupakan bagianmu di dunia…”Seindah apapun dunia tetaplah bahwa manusia bagaikan seorang musafir yang berteduh di bawah pohon. Beristirahat sejenak, kemudian pergi meninggalkanya. Dan selanjutnya kembali ke kampung akhirat. Senyaman apapun dunia, ingatlah bahwa itu tak berlangsung selamanya. Dunia adalah jembatan menuju akhirat. Sebagus apapun jembatan, adakah yang mau menempatinya? Jembatan tempat berlalu-lalangnya orang. Di situlah hilir mudik beragam manusia dengan segala problemanya. Tak ada privasi. Sungguh tak nyaman, bila memiliki rumah semacam itu. Karena itu, amat tak layak menjadikan dunia sebagai tempat tinggal yang kekal. Dan yang tepat adalah kita jadikan dunia sebagai sarana dalam menempuh apapun dunia, manusia akan jadi orang asing di dalamnya. Tak berhak mengakui sebagai pemiliknya. Semua yang di sana, bukanlah kepunyaan manusia. Karena apa yang ada di dunia, termasuk manusia itu sendiri, adalah berasal dari Allah dan hanya kepadaNya pula manusia kembali. Seindah apapun dunia tetaplah lebih jelek daripada bangkai anak kambing yang cacat. Dan ia tak lebih berharga dari sehelai sayap nyamuk. Karena itulah, jangan terlalu cinta dan kagum pada dunia, sehingga melupakan Akhirat yang Allah dalam Al-An'am 32 yang Artinya “Dan kehidupan dunia ini, hanyalah permainan dan senda gurau. Sedangkan negeri Akhirat itu, sungguh lebih baik bagi orang- orang yang bertakwa. Tidaklah kamu mengerti?”Kesenangan duniawi itu hanya sebentar dan tidak kekal. Janganlah terperdaya dengan berbagai kesenangan dunia, serta lalai dari memperhatikan urusan akhirat berupa ketaatan dan hal-hal yang membantunya. Bagi mereka yang bertakwa, maka surga jauh lebih baik dibanding dunia fana. Karena di surga terdapat apa yang mereka inginkan dan kenikmatan apapun serta penuh dengan kegembiraan. Dan itu semua kekal adalah pasti. Dalam setiap detik, menit, jam, hari semua dalam perjalanan menuju kematian. Yang mana, tak seorang pun yang tahu kapan ajal datang. Karena itulah persiapkan diri kita sebaik mungkin menuju sesuatu yang kekal selamanya kelak. Berletih-letihlah untuk urusan akhirat kita, agar tidak menyesal di kemudian mengapa para Rosul, sahabat, ulama menghabiskan waktunya untuk mencari ilmu dan mengajarkanya? Mengapa para Mujahid begitu gembira dengan seruan jihad, bahkan menyambut kematian?Jawabanya adalah karena menjadikan akhirat dalam hatinya. Akhirat-lah yang menjadi fokus. Di sana adalah tempat tinggal yang saatnya manusia sadar dan berbenah. Mengupayakan dengan dakwah amar makruf nahi mungkar di tengah-tengah masyarakat. Agar kita punya hujah di hadapan Allah ketika sudah kembali di alam bish-shawab.
LetakkanDunia Di Tangan Akhirat Di Hati. Doa Abu Bakar r.a: "Jadikanlah kami kaum yang memegang dunia dengan tangan kami, bukan hati kami.". Dan doa sahabat Umar Al-Khattab: "Ya Allah, tempatkanlah dunia dalam genggaman tangan kami dan jangan kau tempatkan ia di lubuk hati kami.". Sesusah mana pun seseorang itu menjalani kehidupan di
Dunia di tangan, akhirat di hati • Jutawan beriman. Doa Abu Bakar ra: "Jadikanlah kami kaum yang memegang dunia dengan tangan kami, bukan hati kami." Dan doa sahabat Umar bin Khattab: "Ya
Eps10 Pendekar Sakti Im Yang Karya Rajakelana "cici. . ! jika tawaran suhengku cici tolak lalu kenapa pula tawaranku cici tolak!, apakah kami ini tidak pantas cici !?" Gugup can-hang-bi
DUNIADI GENGGAMAN, AKHIRAT DI HATI Bagikan Artikel ini. Terkadang hati dan iman kita sedang lemah, kita bisa jadi timbul rasa iri, mereka bisa segera meraih kenikmatan dunia, sedangkan kita terkadang sibuk dengan menuntut ilmu dan dakwah sehingga dunia tidak banyak kita dapat. Maka kita ajaklah mereka berlomba-lomba dengan akhirat misalnya:
. gwk9s4y956.pages.dev/130gwk9s4y956.pages.dev/164gwk9s4y956.pages.dev/279gwk9s4y956.pages.dev/30gwk9s4y956.pages.dev/493gwk9s4y956.pages.dev/338gwk9s4y956.pages.dev/190gwk9s4y956.pages.dev/97
dunia di genggaman akhirat di hati